Perkembangan Aplikasi Komputer
REVOLUSI MONITOR
Komputer yang selama ini kita gunakan merupakan suatu sistem yang terdiri dari hardware, software, dan brainware. Ketiga elemen ini saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan. Hardware atau perangkat keras adalah peralatan yang secara fisik terlihat dan bisa disetuh. Software atau perangkat lunak adalah program yang berisi instruksi atau perintah untuk melakukan pengolahan data. Sedangkan brainware adalah manusia yang mengoprasikan dan mengendalikan sistem komputer.
Berbagai jenis perangkat keras komputer untuk berbagai macam kegunaan
telah ada saat ini. Salah satunya adalah monitor yang dimasukan ke
dalam perangkat input karena digunakan untuk melakukan verifikasi atas
data yang dimasukan. Perkembangan monitor komputer yang digunakan saat
ini sebenarnya terbagi menjadi dua fase. Fase pertama pada tahun 1855
ditandai dengan penemuan tabung sinar katoda oleh ilmuwan dari Jerman,
Heinrich Geibler. Penemuan berikutnya yaitu 33 tahun kemudian, ahli
kimia asal Austria, Friedrich Reinitzer, mengembangkan teknologi LCD
dengan menemukan kristal cairan. Teknologi tabung sejak awalnya memang
dikembangkan untuk merealisasikan monitor. Namun, kristal cairan masih
menjadi fenomena kimiawi selama 80 tahun berikutnya. Saat itu, tampilan
atau frame rate pun belum terpikirkan. Waktu itulah yang merupakan fase kedua dari tahap pengembangan monitor computer.
Selama ini, banyak yang menganggap bahwa Karl Ferdinand Braun sebagai
penemu tabung sinar katoda. Sebenarnya, ia merupakan pembuat aplikasi
pertama untuk tabung, yaitu osiloskop pada tahun 1897. Perangkat inilah
yang menjadi basis pengembangan perangkat lain, seperti televisi. Pada
tahun yang sama, Joseph John Thomson menemukan elektron, yang
mempercepat pengembangan teknik tabung. Dengan perkembangannya yang
sangat pesat, saat ini terdapat tiga jenis teknologi monitor. Ketiga
golongan teknologi tersebut adalah CRT (Cathode Ray Tube), Liquid
Crystal Display (LCD) dan Plasma gas.
I. Cathode Ray Tube (CRT)
I. Cathode Ray Tube (CRT)
Teknologi Ta
bung
Brown (CRT Display) ditemukan pada tahun 1897, akan tetapi teknologi
ini baru diadopsi sebagai penerima siaran televisi pada tahun 1926.
Sejarah penemuan teknologi CRT sudah lebih dari 100 tahun dan memiliki
kualitas gambar yang sangat bagus. Akan tetapi teknologi ini mempunyai
satu kelemahan yaitu semakin besar display yang akan dibuat maka semakin besar pula tabung yang digunakan.
Pada monitor CRT, layar penampil yang digunakan berupa tabung sinar katoda. Teknologi ini memunculkan tampilan pada monitor dengan cara memancarkan sinar elektron ke suatu titik di layar. Sinar tersebut akan diperkuat untuk menampilkan sisi terang dan diperlemah untuk sisi gelap.
Teknologi CRT merupakan teknologi termurah dibanding dengan kedua teknologi yang lain. Meski demikian resolusi yang dihasilkan sudah cukup baik untuk berbagai keperluan. Hanya saja energi listrik yang dibutuhkan cukup besar dan memiliki radiasi elektromagnetik yang cukup kuat.

Pada monitor CRT, layar penampil yang digunakan berupa tabung sinar katoda. Teknologi ini memunculkan tampilan pada monitor dengan cara memancarkan sinar elektron ke suatu titik di layar. Sinar tersebut akan diperkuat untuk menampilkan sisi terang dan diperlemah untuk sisi gelap.
Teknologi CRT merupakan teknologi termurah dibanding dengan kedua teknologi yang lain. Meski demikian resolusi yang dihasilkan sudah cukup baik untuk berbagai keperluan. Hanya saja energi listrik yang dibutuhkan cukup besar dan memiliki radiasi elektromagnetik yang cukup kuat.
II. Liquid Crystal Display (LCD) atau Flat Display Panel (FDP)
Monitor LCD tidak lagi menggunakan tabung elektron tetapi menggunakan sejenis kristal liquid yang dapat berpendar. Teknologi ini menghasilkan monitor yang dikenal dengan nama Flat Panel Display dengan layar berbentuk pipih, dan kemampuan resolusi yang lebih tinggi dibandingkan dengan CRT. Karena bentuknya yang pipih, maka monitor jenis flat tersebut menggunakan energi yang kecil dan banyak digunakan pada komputer portabel.
Kelebihan yang lain dari monitor LCD adalah adanya brightness ratio yang telah menyentuh angka 350 : 1. Brigtness ratio merupakan perbandingan antara tampilan yang paling gelap dengan tampilan yang paling terang. Liquid Crystal Display menggunakan kristal liquid yang dapat berpendar. Kristal cair merupakan molekul organik kental yang mengalir seperti cairan, tetapi memiliki struktur spasial seperti kristal (ditemukan pakar Botani Austria – Rjeinitzer) tahun 1888. Dengan menyorotkan sinar melalui kristal cair, intensitas sinar yang keluar dapat dikendalikan secara elektrik sehingga dapat membentuk panel-panel datar.
Monitor LCD tidak lagi menggunakan tabung elektron tetapi menggunakan sejenis kristal liquid yang dapat berpendar. Teknologi ini menghasilkan monitor yang dikenal dengan nama Flat Panel Display dengan layar berbentuk pipih, dan kemampuan resolusi yang lebih tinggi dibandingkan dengan CRT. Karena bentuknya yang pipih, maka monitor jenis flat tersebut menggunakan energi yang kecil dan banyak digunakan pada komputer portabel.
Kelebihan yang lain dari monitor LCD adalah adanya brightness ratio yang telah menyentuh angka 350 : 1. Brigtness ratio merupakan perbandingan antara tampilan yang paling gelap dengan tampilan yang paling terang. Liquid Crystal Display menggunakan kristal liquid yang dapat berpendar. Kristal cair merupakan molekul organik kental yang mengalir seperti cairan, tetapi memiliki struktur spasial seperti kristal (ditemukan pakar Botani Austria – Rjeinitzer) tahun 1888. Dengan menyorotkan sinar melalui kristal cair, intensitas sinar yang keluar dapat dikendalikan secara elektrik sehingga dapat membentuk panel-panel datar.
Lapisan-lap
isan dalam sebuah LCD:
- Polaroid belakang
- Elektroda belakang
- Plat kaca belakang
- Kristal Cair
- Plat kaca depan
- Elektroda depan
- Polaroid depan
Elektroda dalam lapisan tersebut dapat menciptakan medan listrik pada kristal cair, sedangkan polaroid digunakan untuk menciptakan polarisasi.

- Polaroid belakang
- Elektroda belakang
- Plat kaca belakang
- Kristal Cair
- Plat kaca depan
- Elektroda depan
- Polaroid depan
Elektroda dalam lapisan tersebut dapat menciptakan medan listrik pada kristal cair, sedangkan polaroid digunakan untuk menciptakan polarisasi.
Dari sisi harga, monitor LCD memang jauh lebih mahal jika
dibandingkan dengan monitor CRT. Dan beberapa kelemahan yang masih
dimilikinya seperti kurang mampu digunakan untuk bekerja dalam berbagai
resolusi, seperti misalnya monitor dengan resolusi 1024 X 768 akan
terkesan agak buram jika dipekerjakan pada resolusi 640 X 420. Tatapi
akhir-akhir ini kelemahan tersbut sudah mulai di atasi dengan teknik
anti aliasing.
III. Plasma Gas atau Organic Light Emitting Diode (OLED)
Monitor jenis ini m
enggabungkan
teknologi CRT dengan LCD. Dengan teknologi yang dihasilkan, mampu
membuat layar dengan ketipisan menyerupai LCD dan sudut pandang yang
dapat selebar CRT.
Monitor jenis ini m

Plasma gas juga menggunakan fosfor seperti halnya pada teknologi CRT,
tetapi layar pada plasma gas dapat perpendar tanpa adanya bantuan
cahaya di belakang layar. Hal itu akan membuat energi yang diserap tidak
sebesar monitor CRT. Kontras warna yang dihasilkan pun lebih baik dari
LCD. Teknologi plasma gas ini sering bisa kita jumpai pada saat
pertunjukan-pertunjukan musik atau pertandingan-pertandingan olahraga
yang spektakuler. Di sana terdapat layar monitor raksasa yang dipasang
pada sudut-sudut arena tertentu. Itulah monitor yang menggunakan
teknologi plasma gas.
Komputer dan Sistem Aplikasi. Magister Administrasi Pertanahan. ITB